PENILAIAN 2 DAN REFLEKSI TUGAS
Sama seperti tugas sebelumnya, kali inipun Profesor
membaca satu-persatu dengan cepat tugas kami masing-masing. Tak henti-hentinya
Profesor mengingatkan kami untuk mengitensif dan ekstensifkan tulisan kami ini.
Kali ini juga diingatkan kembali mengenai tata cara penulisan yang benar dalam
membuat paperunsur ontologis ini. Bagaimana menulis kutipan yang benar serta
bagaimana susunan penulisan yang tepat.
Sebuah tulisan yang baik adalah tulisan yang dimulai
dengan pemilihan topik yang tepat yang memiliki struktur
jelas, misalnya untuk
unsur ontologis ini maka topik yang tepat adalah unsur yang benar-benar
merupakan dasar dari suatu hal. Selain itu, struktur dari unsur ontologis itu
juga harus meliputi dimensi material, formatif, normatif dan spiritual dari
unsur tersebut. Jadi tidak hanya ruang dan waktunya saja yang perlu diekstensif
dan intensifkan, namun juga keempat dimensi tersebut harus dijabarkan satu per
satu. Dalam menjelaskan atau menguak unsur ontologis juga perlu diperhatikan
bagaimanakah atau sejak kapankah istilah dari unsur tersebut mulai digunakan
atau bagaimana munculnya.
Misalnya adalah topik “bahagia”. Seperti apakah orang
dari jaman yunani kuno hingga sekarang mengartikan “bahagia”, bagaimanakah
bentuk “bahagia” dari setiap jaman, dan apakah penggunaan kata “bahagia” sudah
ada sejak dahulu kala. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan mendasar
dan bukan satu-satunya yang dapat dijadikan landasan dalam mengulas suatu topik
unsur ontologis.
Apakah bahagia dan senang sama? Lalu
manakah yang lebih ontologis antara bahagia dan senang?. Maka untuk
mentimelinekan struktur ini maka dibutuhkan referensi-referensi. Untuk mengecek
sejauh mana kita dapat menembus ruang dan waktu. Ketika menulis tanpa disertai
referensi maka menurut istilah filsafat kita telah melakukan hipotetical
analisis, yang dipahami oleh orang awam dengan istilah “ngawur”, sementara
dalam statistik, hal ini disebut subyektif.
Selain dari dimensinya,
unsur ontologis ini dapat dikaitkan dengan berbagai bidang ilmu. Misalnya topik
“adil”. Adil dapat ditelusuri dari berbagai bidang ilmu. Bagaimanakah makna
adil menurut ilmu agama, ilmu ekonomi, ilmu etika, ilmu sosial dan lain sebagainya.
Profesor mengingatkan lagi tentang Hermenetika. Segala yang berinteraksi secara
ontologis itulah wadah dan isinya.
Mentimelinekan unsur bahagia harus
menggunakan struktur sistematika untuk menghindari plagiarism dari
pemikiran-pemikiran filsuf. Ketika menulis tanpa ada sistematika, maka
teridentifikasi hanya memiliki satu ruang dan waktu, hal ini mengakibatkan kita
tidak dapat membedakan mana jauh-dekat, antara sini dan sana.
Setelah beberapa kali dilakukan
pembahasan tentang tugas-tugas yang sudah dilakukan oleh mahasiswa, didapati
banyak perubahan dalam penulisan tugas kita dan banyak mahasiswa yang mendapat
nilai baik daripada penilaian yang pertama. Walaupun masih ada beberapa
kekurangan yang dilakukan mahasiswa, karena keterbatasan yang mahasiswa miliki.
Keterbatasan dalam membaca rujukan sumber bacaan, keterbatasan dalam mengkaji
secara mendalam ontologis dari suatu ilmu pengetahuan, dan
keterbatasan-keterbatasan yang mungkin mahasiswa miliki. Dengan adanya
tugas-tugas yang diberikan Prof Marsigit pada mahasiswa, membuat mahasiswa mau
tidak mau harus membaca lebih banyak lagi dan diharapkan akan menjadikannya
sebuah kebiasaan yang baik yaitu kebiasaan membaca. Dengan membaca kita bisa
membuka jendela dunia dan tidak buta arah, serta kita tidak akan termakan
mitos-mitos yang kebanyak orang percaya, karena kita memiliki dasar yang jelas
pada sebuah ilmu pengetahuan yang kita pelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar